Belajar SBMPTN Sejak Kelas X? Siapa Takut!
SKUL ID – Sebelum masuk ke perguruan tinggi negeri, siswa harus melalui seleksi terlebih dahulu. Seleksi dilakukan dalam tiga jenis jalur, yaitu jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri), dan jalur mandiri/kemitraan. Jalur SNMPTN merupakan jalur yang paling awal dibuka, menggunakan nilai rapor semester 1 – 5. Setelah pengumuman SNMPTN, dibukalah pendaftaran SBMPTN yang menyeleksi calon mahasiswa baru berdasarkan tes tulis. Jadi siswa yang belum lolos di SNMPTN dapat mengikuti SBMPTN. Sedangkan jalur mandiri dilaksanakan setelah SBMPTN, dengan jadwal pendaftaran bervariasi.
Dari ketiga jalur tersebut, jalur yang mungkin paling “adil” adalah SBMPTN. Mengapa bukan SNMPTN atau jalur mandiri? Seperti yang kita ketahui? Banyak pihak yang menyebutkan SNMPTN adalah jalur yang kontroversial bahkan diskriminatif, karena SNMPTN sangat tertutup dan hasilnya juga sangat sulit diprediksi. Selain itu, siswa dari sekolah favorit akan lebih mudah lolos SNMPTN karena salah satu kriteria penilaiannya adalah akreditasi dan juga track record sekolah. Hal ini dianggap diskriminatif oleh sebagian pihak.
Sedangkan jalur mandiri umumnya dipilih calon mahasiswa yang belum lolos di jalur SBMPTN. Biasanya biaya kuliah di jalur mandiri adalah di atas rata-rata. Jika kampus sudah menerapkan UKT (uang kuliah tunggal), maka mahasiswa dari jalur mandiri umumnya dikenakan UKT dengan kategori termahal. Calon mahasiswa yang ekonominya tidak di atas rata-rata tentu akan gigit jari.
Dengan demikian, jalur yang mungkin relatif paling “adil” adalah SBMPTN. SBMPTN menyeleksi calon mahasiswa berdasarkan hasil tes tulis yang sudah ditempuh. Beberapa tahun lalu SBMPTN disebut SNMPTN Tertulis, lalu berganti nama menjadi SBMPTN. Kita belum tahu beberapa tahun yang akan datang SBMPTN akan disebut apa lagi. Maklum, pemerintah kita labil, suka menggonta-ganti istilah padahal aturannya tidak banyak berubah.
Banyak siswa kelas XII setelah selesai menempuh Ujian Nasional langsung berbondong-bondong mencari tempat kursus untuk persiapan SBMPTN. Sedangkan selang waktu antara Ujian Nasional dengan SBMPTN kurang dari dua bulan. Artinya, mereka hanya memiliki waktu tidak sampai DUA BULAN untuk memahami seluruh materi SBMPTN!
Pertanyaannya: Cukupkah waktu DUA BULAN untuk belajar SBMPTN?
Jawabannya sangat-sangat relatif. Relatif, tergantung dari bagaimana cara kita mempersiapkan SBMPTN dalam waktu kurang dari dua bulan. Mungkin beberapa ada yang belajar dengan mengurung diri di kamar, ada yang kursus, ada yang santai, ada yang memborong buku persiapan SBMPTN, dan lain sebagainya.
Kita baca kembali judul postingan ini: Belajar SBMPTN Sejak Kelas X? Siapa Takut!
Apa yang terlintas di kepala kalian ketika membaca judul postingan ini? Belajar SBMPTN sejak kelas X terlalu dini? Terlalu jauh? Belum saatnya? Atau apa?
Belajar SBMPTN sejak kelas X bukanlah sesuatu yang mustahil dilakukan. Kita analogikan SBMPTN itu seperti lomba maraton. Semua start di posisi yang sama dengan garis finish yang sama pula. Anggap panjang lintasan adalah banyak materi yang harus dipelajari di SBMPTN. Dalam logika kita, jika kita start lari lebih dulu dibandingkan dengan saingan-saingan kita, maka kesempatan kita untuk melewati garis finish lebih dulu akan lebih besar. Jika kita start lebih dulu, kita tidak perlu terburu-buru untuk mencapai garis finish. Kita hanya perlu mempertahankan konsistensi kecepatan lari kita supaya tidak terlalu ngos-ngosan. Sedangkan saingan kita baru lari setelah tertinggal jauh dari kita. Bisa kita bayangkan apa yang akan saingan-saingan kita lakukan? Ya! Tentu saja mereka akan lari lebih cepat dengan fullspeed untuk sampai di garis finish! Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mereka akan mengalami kelelahan yang sangat hebat karena mereka harus melewati garis finish dengan waktu x.
Sekarang dapat kita simpulkan bahwa dengan start belajar SBMPTN lebih dulu, maka kesempatan untuk lolos akan semakin lebar. Jika kita start belajar SBMPTN sejak pertengahan kelas X, maka kita punya waktu sekitar dua tahun untuk belajar SBMPTN. Bandingkan dengan siswa yang belajar SBMPTN dalam waktu dua bulan, apakah hasilnya akan sama saja? Silahkan direnungkan sendiri.
Materi SBMPTN yang akan kita pelajari sejak kelas X adalah TKD dan TPA. Mengapa materi saintek atau soshum tidak termasuk? Karena kita adalah manusia. Kita tidak tahu apakah minat kita akan tetap ataupun berubah seiring berubahnya waktu dan semakin banyak hal baru yang akan kita pelajari. Mungkin saja kita berubah pikiran di tengah jalan, sehingga apa yang sudah kita pelajari tidak terpakai nanti di SBMPTN. Namun jika kita sudah memantapkan hati untuk memilih satu dari saintek/soshum/keduanya, barulah kita tancap gas untuk melibas materi-materi tersebut.
Seperti pribahasa
Jangan negatif thinking. Pelajari apa yang dapat kita pelajari. TPA dapat kita pelajari tanpa harus menunggu guru menjelaskan. Untuk TKD dan pilihan soshum/saintek, jangan lupa satu kunci yang sangat penting: PAHAMI KONSEP DASAR! Ini sangat penting. Barulah setelah mempelajari konsep dasar kita bisa mengerjakan soal latihan di buku cetak. Untuk belajar menghadapi SBMPTN yang merupakan “advance mode” dari UN, maka kita perlu mempelajari latihan soal yang modenya advance pula. Pelajari bab hingga ke akar-akarnya, step by step.
Dari ketiga jalur tersebut, jalur yang mungkin paling “adil” adalah SBMPTN. Mengapa bukan SNMPTN atau jalur mandiri? Seperti yang kita ketahui? Banyak pihak yang menyebutkan SNMPTN adalah jalur yang kontroversial bahkan diskriminatif, karena SNMPTN sangat tertutup dan hasilnya juga sangat sulit diprediksi. Selain itu, siswa dari sekolah favorit akan lebih mudah lolos SNMPTN karena salah satu kriteria penilaiannya adalah akreditasi dan juga track record sekolah. Hal ini dianggap diskriminatif oleh sebagian pihak.
Sedangkan jalur mandiri umumnya dipilih calon mahasiswa yang belum lolos di jalur SBMPTN. Biasanya biaya kuliah di jalur mandiri adalah di atas rata-rata. Jika kampus sudah menerapkan UKT (uang kuliah tunggal), maka mahasiswa dari jalur mandiri umumnya dikenakan UKT dengan kategori termahal. Calon mahasiswa yang ekonominya tidak di atas rata-rata tentu akan gigit jari.
Dengan demikian, jalur yang mungkin relatif paling “adil” adalah SBMPTN. SBMPTN menyeleksi calon mahasiswa berdasarkan hasil tes tulis yang sudah ditempuh. Beberapa tahun lalu SBMPTN disebut SNMPTN Tertulis, lalu berganti nama menjadi SBMPTN. Kita belum tahu beberapa tahun yang akan datang SBMPTN akan disebut apa lagi. Maklum, pemerintah kita labil, suka menggonta-ganti istilah padahal aturannya tidak banyak berubah.
Banyak siswa kelas XII setelah selesai menempuh Ujian Nasional langsung berbondong-bondong mencari tempat kursus untuk persiapan SBMPTN. Sedangkan selang waktu antara Ujian Nasional dengan SBMPTN kurang dari dua bulan. Artinya, mereka hanya memiliki waktu tidak sampai DUA BULAN untuk memahami seluruh materi SBMPTN!
Pertanyaannya: Cukupkah waktu DUA BULAN untuk belajar SBMPTN?
Jawabannya sangat-sangat relatif. Relatif, tergantung dari bagaimana cara kita mempersiapkan SBMPTN dalam waktu kurang dari dua bulan. Mungkin beberapa ada yang belajar dengan mengurung diri di kamar, ada yang kursus, ada yang santai, ada yang memborong buku persiapan SBMPTN, dan lain sebagainya.
Kita baca kembali judul postingan ini: Belajar SBMPTN Sejak Kelas X? Siapa Takut!
Apa yang terlintas di kepala kalian ketika membaca judul postingan ini? Belajar SBMPTN sejak kelas X terlalu dini? Terlalu jauh? Belum saatnya? Atau apa?
Belajar SBMPTN sejak kelas X bukanlah sesuatu yang mustahil dilakukan. Kita analogikan SBMPTN itu seperti lomba maraton. Semua start di posisi yang sama dengan garis finish yang sama pula. Anggap panjang lintasan adalah banyak materi yang harus dipelajari di SBMPTN. Dalam logika kita, jika kita start lari lebih dulu dibandingkan dengan saingan-saingan kita, maka kesempatan kita untuk melewati garis finish lebih dulu akan lebih besar. Jika kita start lebih dulu, kita tidak perlu terburu-buru untuk mencapai garis finish. Kita hanya perlu mempertahankan konsistensi kecepatan lari kita supaya tidak terlalu ngos-ngosan. Sedangkan saingan kita baru lari setelah tertinggal jauh dari kita. Bisa kita bayangkan apa yang akan saingan-saingan kita lakukan? Ya! Tentu saja mereka akan lari lebih cepat dengan fullspeed untuk sampai di garis finish! Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mereka akan mengalami kelelahan yang sangat hebat karena mereka harus melewati garis finish dengan waktu x.
Sekarang dapat kita simpulkan bahwa dengan start belajar SBMPTN lebih dulu, maka kesempatan untuk lolos akan semakin lebar. Jika kita start belajar SBMPTN sejak pertengahan kelas X, maka kita punya waktu sekitar dua tahun untuk belajar SBMPTN. Bandingkan dengan siswa yang belajar SBMPTN dalam waktu dua bulan, apakah hasilnya akan sama saja? Silahkan direnungkan sendiri.
Bagaimana Belajar SBMPTN sejak Kelas X?
Apa yang sudah pasti kita kerjakan di SBMPTN nanti adalah TKD (Tes Kemampuan Dasar) dan TPA (Tes Potensi Akademik). Dalam SBMPTN terdapat jalur saintek, soshum, dan ipc/campuran antara keduanya. Jalur yang kita pilih harus relevan dengan jurusan yang kita ambil di PTN. Misalnya kita ingin mengambil jurusan teknik, maka harus memilih saintek. Jika jurusan hukum, maka harus memilih soshum.Materi SBMPTN yang akan kita pelajari sejak kelas X adalah TKD dan TPA. Mengapa materi saintek atau soshum tidak termasuk? Karena kita adalah manusia. Kita tidak tahu apakah minat kita akan tetap ataupun berubah seiring berubahnya waktu dan semakin banyak hal baru yang akan kita pelajari. Mungkin saja kita berubah pikiran di tengah jalan, sehingga apa yang sudah kita pelajari tidak terpakai nanti di SBMPTN. Namun jika kita sudah memantapkan hati untuk memilih satu dari saintek/soshum/keduanya, barulah kita tancap gas untuk melibas materi-materi tersebut.
Belajar SBMPTN = Belajar SBMPTN + Belajar UN
Beberapa orang mengatakan SBMPTN jauh lebih sulit dibandingkan UN, karena SBMPTN tujuannya menyeleksi dan UN tujuannya mengevaluasi. Tingkat kesulitan soal-soal di SBMPTN dua tingkat di atas UN! Di sini saya menganggap SBMPTN adalah “advance mode” dari UN. Jika level SBMPTN sudah jauh di atas UN, dengan belajar SBMPTN maka otomatis kita juga belajar UN.Seperti pribahasa
Sambil menyelam minum air
Sekali dayung, dua-tiga pulau terlampauiSBMPTN dapet, UN juga dapet!
Bagimana Cara Belajarnya?
Cara belajar setiap orang berbeda-beda. Tapi ini adalah metode belajar yang recomended untuk mencuri start SBMPTN.1. Jadwal rutin untuk yang punya banyak waktu luang
Buatlah sebuah jadwal berisi materi apa yang akan dipelajari pada hari dan tanggal tertentu. Siklusnya bisa sehari sekali, dua hari sekali, atau terserah tergantung adanya waktu kosong. Misalnya hari ini belajar khusus matematika dasar, besok bahasa Indonesia, besoknya bahasa Inggris, besoknya lagi TPA.2. Happy Weekend dengan SBMPTN
Ini adalah solusi untuk yang punya banyak kegiatan di weekdays. Jadwal weekend yang kosong bisa kita korbankan untuk belajar SBMPTN. Apa salahnya berkorban untuk masa depan #Eaa3. Jam kosong, don’t waste this time!
Kadang jam kosong merupakan waktu yang tepat untuk mengobrol, tjoerhat ke teman, nonton film di kelas, dan lain sebagainya. Namun jam kosong bisa dimanfaatkan untuk belajar SBMPTN. Terlebih untuk siswa yang super sibuk yang tidak punya waktu luang di luar sekolah.Apa yang harus kita lakukan ketika belajar untuk SBMPTN?
Apa yang harus kita pelajari? Kan masih kelas X jadi banyak materi yang belum dipelajari. Kan masih belum ngerti apa-apa. Harus bagaimana?Jangan negatif thinking. Pelajari apa yang dapat kita pelajari. TPA dapat kita pelajari tanpa harus menunggu guru menjelaskan. Untuk TKD dan pilihan soshum/saintek, jangan lupa satu kunci yang sangat penting: PAHAMI KONSEP DASAR! Ini sangat penting. Barulah setelah mempelajari konsep dasar kita bisa mengerjakan soal latihan di buku cetak. Untuk belajar menghadapi SBMPTN yang merupakan “advance mode” dari UN, maka kita perlu mempelajari latihan soal yang modenya advance pula. Pelajari bab hingga ke akar-akarnya, step by step.
Ingatlah pepatah di atas. Setiap hal yang kita kerjakan pasti akan membuahkan hasil. Hasil yang akan kita dapat nantinya adalah pilihan terbaik untuk kita. Semangat!“Hasil tidak akan menghianati usaha”
Komentar
Posting Komentar